Setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda-beda dan menerjemahkan
perjalanan hidupnya pun tak akan sama kedalam petuah-petuah kata yang
bermakna.
1. Terlalu Banyak Ide
Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide,
sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh”
mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan
usahanya
2. Miskin Keberanian untuk memulai
Orang “bodoh” biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”, kenapa ?
Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau banyak
pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar” telalu
banyak pertimbangan.
3. Telalu Pandai Menganalisis
Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar menganalisis. Setiap satu
ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung
rugi sampai break event point. Orang “bodoh” tidak pandai menganalisis,
sehingga lebih cepat memulai usaha.
4. Ingin Cepat Sukses
Orang “Pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya
termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang “bodoh”
merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan
hasil.
5. Tidak Berani Mimpi Besar
Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika
bisa di capai. Orang “bodoh” tidak perduli dengan logika, yang penting
dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin
dicapai menurut orang lain.
6. Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi
Orang “Pintar” menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “Bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.
7. Berpikir Negatif Sebelum Memulai
Orang “Pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir
negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil
dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat
berpikir negatif karena harus segera berbisnis.
8. Maunya Dikerjakan Sendiri
Orang “Pintar” berpikir “aku pasti bisa mengerjakan semuanya”,
sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan,
sehingga harus dibantu orang lain.
9. Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan
Orang “Pintar” menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi
seringkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang
penting produknya terjual”.
10. Tidak Fokus
Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia,
melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh” tidak
punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.
11. Tidak Peduli Konsumen
Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa
semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara
konsumen. Orang “bodoh” ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar
darinya. bangga
12. Abaikan Kualitas
Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang
tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru.
Sednagnkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.
ngakak
13. Tidak Tuntas
Orang “Pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang
lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh” mau tidak
mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.
14. Tidak Tahu Pioritas
Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan
banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang
“Bodoh” ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan
pioritas
15. Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas
Banyak orang “Bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja
keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis.
Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok
cerdas,
16. Menacampuradukan Keuangan
Seorang “pintar” sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.
17. Mudah Menyerah
Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga
langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang
“Bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan
tersebut.
18. Melupakan Tuhan
Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri
sendiri, tanpa campur tangan “TUHAN”. Mengingat TUHAN adalah sebagai
ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.
19. Melupakan Keluarga
Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru
memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu
dan tenaga
20. Berperilaku Buruk
Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap
dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang
lain, karena sudah mampu berdiri diats kakinya sendiri. cambuk