Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan
dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman:
'Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi
kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan
Sejarah munculnya syetan, di awali
ketika Allah SWT menciptakan Iblis dan manusia (Adam). Pada saat itu,
Allah SWT memerintahkan Iblis untuk sujud kepada Adam, namun Iblis
membangkang karena merasa dirinya lebih mulia daripada Adam, sebagaimana
dijelaskan dalam firman-Nya, "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman
kepada para malaikat: 'Sujudlah kamu kepada Adam,' maka sujudlah mereka
kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir."(Q.S. Al-Baqarah 2 : 34). Ayat ini merupakan tonggak pertama pembangkangan makhluk terhadap Khalik (Sang Pencipta).
Dari saat pembangkangan itulah, tersusun agenda-agenda iblis untuk
menyesatkan manusia dari amanah yang diembankan Allah SWT. Agenda itu
bahkan direncanakan secara rapi oleh Iblis, sejak Nabi Adam dan Siti
Hawa masih tinggal di surga.
Saking terencana, rapi dan konsistennya, Iblis berhasil menggoda keduanya, target pun tercapai,
"Lalu
keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari
keadaan semula dan Kami berfirman: 'Turunlah kamu! sebagian kamu
menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi,
dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan'." (Q.S. Al-Baqarah 2 : 36).
Dengan diturunkannya manusia ke dunia berbarengan dengan diturunkannya
Iblis, dimulailah perang antara yang hak dan bathil, antara manusia
dengan Iblis. Dua kutub yang berlawanan, dan akan berperang hingga hari
kiamat tiba.
Dari sini terlihat bahwa syetan-syetan itu lahir
dari agenda terencana iblis. Sedangkan wujud syetan itu tidak hanya dari
keturunan Iblis, juga ada dari golongan jin dan manusia. Sebagaimana
disebutkan dalam beberapa firman-Nya,
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan
dari jenis manusia dan dari jenis jin, sebagian mereka membisikkan
kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk
menipu manusia. Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak
mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka
ada-adakan." (Q.S. Al-An'am 6 : 112). Lebih singkatnya, tugas utama syetan adalah,
"Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia." (Q.S. An-Naas 114 : 5 - 6)
Untuk itu, kita harus selalu mewaspadai setiap agenda syetan, agar kita
selamat dari jeratannya. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan,
agar kita terbebas dari jeratan syetan, antara lain:
1. Berada Dalam Keikhlasan
Ikhlash merupakan pondasi keimanan seseorang. Ketika keikhlasan itu
telah hilang dalam jiwa manusia, maka iman pun akan mulai rapuh, sampai
pada akhirnya, manusia melakukan berbagaimacam kemaksiatan,
"Iblis
berkata: 'Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat
pasti aku akan menjadikan mereka (manusia) memandang baik (perbuatan
maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis (ikhlash) di antara mereka'." (Q.S. Al-Hijr 15 : 39).
2. Istiqomah dalam Beramal Istiqâmah sering diartikan sebagai
sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Jadi,
muslim yang istiqamah adalah muslim yang selalu mempertahankan keimanan
dan akidahnya dalam situasi dan kondisi apapun. Ia bak batu karang yang
tegar menghadapi gempuran ombak-ombak yang datang silih berganti. Ia
tidak mudah loyo dalam menjalankan perintah agama. Ia senantiasa sabar
dalam menghadapi seluruh godaan. Itulah muslim yang sesungguhnya, selalu
istiqâmah sepanjang jalan.
Istiqamah merupakan benteng utama
yang harus ada dalam setiap diri umat Islam. Sebab, dengan istiqamah-lah
kita akan mampu meningkatkan kualitas dan kualitas ibadah kita. Dan
dengan istiqamah pula, kita akan mampu mempertahankan keimanan kita, "
Maka
tetaplah (Istiqâmahlah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu
dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan" (Q.S. Huud 11 : 112).
Bahkan Rasulullah
pun sangat menganjurkan setiap umatnya untuk memiliki jiwa istiqamah.
Suatu ketika, para sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw,
"Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku satu perkataan dalam Islam yang
aku tidak akan bertanya kepada seorang pun selain engkau". Beliau bersabda,
"Katakanlah, 'Aku beriman kepada Allah, kemudian beristiqâmahlah (jangan menyimpang)'." (H.R. Muslim)
3. Selalu Membaca Isti'adzah
Isti'adzah adalah do'a perlindungan yang biasanya dibaca oleh orang
yang hendak membaca Al-Quran. Dengan bacaan itu, kita memohon
perlindungan kepada Allah dari segala sesuatu yang tidak kita inginkan.
Sebetulnya, tidak hanya gangguan yang ditimbulkan syetan yang harus kita
waspadai, tetapi gangguan yang timbul dari keburukan jiwa atau dari
sesama manusia juga harus kita perhatikan. Allah berfirman,
"Dan
jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-A'raf 7 : 200 )
Dalam ayat lain Allah berfirman,
"Sesungguhnya
orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan
yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah
(keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan
mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia
Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Al-Mukmin 40 : 56)
Ketiga point diatas, merupakan strategi dalam menjegal langkah syetan,
agar kita terbebas dari bencana maksiat yang setiap waktu selalu
mengintai kita. Ketiga strategi diatas harus kita amalkan di setiap
kesempatan.

Posted by homepi on 24 Juni 2011 | Comment 0 | dibaca : 971