Alqamah & ibunda - Ikape kalgir
HEADLINE POSTING IKAPE :
Home » » Alqamah & ibunda

Alqamah & ibunda

Written By risman nasrullah on Selasa, 17 Juli 2012 | 23.06



Setelah dibujuk sedemikian rupa, ibunda Al-Qamah tetap pada pendiriannya untuk tidak meridhoi dan memaafkan Al-Qamah. Bahkan, orang sekaliber Nabi Muhammad Saw. pun tidak membuat ibunda Al-Qamah mengubah pendiriannya. Betapa terlalu menyakitkan apa yang telah dilakukan Al-Qamah terhadapnya.
Nabi Muhammad Saw. pernah mewasiatkan bahwa kematian itu seperti kambing yang tengah dikuliti dalam keadaan hidup-hidup. Itulah juga yang dialami oleh Al-Qamah. Penderitaan sesakit kambing yang dikuliti hidup-hidup itu tengah dikecapnya. Apa yang menyebabkan Al-Qamah begitu “betah” dengan sakaratul maut yang menyiksa? Rupanya, Al-Qamah tidak mendapatkan ridho dari ibunya. Ibunya marah dan sakit hati lantaran Al-Qamah lebih memedulikan istrinya ketimbang dirinya.

Setelah dibujuk sedemikian rupa, ibunda Al-Qamah tetap pada pendiriannya untuk tidak meridhoi dan memaafkan Al-Qamah. Bahkan, orang sekaliber Nabi Muhammad Saw. pun tidak membuat ibunda Al-Qamah mengubah pendiriannya. Betapa terlalu menyakitkan apa yang telah dilakukan Al-Qamah terhadapnya.

Nabi Muhammad Saw. lalu menyuruh sahabat untuk membakar Al-Qamah agar penderitaan Al-Qamah lekas berakhir. Tentu saja, itu siasat belaka. Pendirian ibunda Al-Qamah goyah, lalu maaf pun diberikannya. Selepas itu, Al-Qamah mengembuskan napas terakhir. Ke alam baka, dia menggendong maaf ibunda.

Lalu, apakah memang berat memaafkan itu sehingga ada yang mencetuskan kalimat “memaafkan itu lebih sulit daripada meminta maaf”?
Menurut Dr. Ibrahim Elfiky, kiranya ada tiga mitos yang berkembang di masyarakat tentang betapa beratnya memaafkan. Pertama, memaafkan berarti menunjukkan kelemahan diri. Kedua, memaafkan berarti menerima luka dan penderitaan orang lain. Ketiga, memaafkan berarti melupakan.
Jika kita tilik, memaafkan biasanya berasal dari orang yang terzalimi. Sudah menjadi tabiat manusia, ketika diri terzalimi maka keinginan untuk membalas dengan perlakuan sama, bahkan lebih, akan muncul. Pembalasan setimpal atau lebih ini di masyarakat kita dianggap sebagai sebuah kelaziman, bahkan menunjukkan bahwa orang yang terzalimi sama sekali tidak lemah. Sehingga, ketika seseorang memaafkan orang yang menzaliminya dianggap sebagai orang yang lemah, atau justru memberikan kekuatan kepada orang yang menzalimi untuk berbuat zalim lagi. Membalas dengan setimpal, bahkan lebih, kepada orang yang menzalimi dianggap akan membuatnya jera.


Padahal, membalas dengan setimpal, bahkan lebih, kepada orang yang menzalimi hanya akan menempatkannya pada posisi terzalimi dan tidak menutup kemungkinan akan membalas kembali dengan balasan setimpal atau lebih. Memendam dendam sama sekali tidak memberikan manfaat. Yang ada, malah kita akan dikuasai kebencian yang membuat hidup tidak nyaman. Kita akan dilingkupi prasangka jelek yang membuat makan, tidur, dan segala aktivitas kita tidak mengenakkan.

Bukankah api hanya akan padam dengan air? Kalau api dibalas api, alamat kebakaran yang akan terjadi.

Akan tetapi, memaafkan juga tidak berarti kita menyetujui perbuatan zalim. Ini juga yang lalu menjadi mitos kedua bahwa memaafkan kesalahan orang lain dianggap sebagai penerimaan atas luka dan penderitaan yang ditimpakan oleh orang yang menzalimi.

Dr. Ibrahim Elfiky mengatakan, ada perbedaan besar antara memaafkan dan menyetujui sebuah tindakan. Meskipun kita memaafkan kesalahan seseorang, kita juga punya hak untuk tidak setuju dengan perbuatan seseorang. Kita hanya boleh membenci perilakunya, bukan orangnya.

Itulah mengapa, menurut Dr. Ibrahim Elfiky, memaafkan seseorang bukan berarti kita mesti melupakan perbuatannya. Di tengah masyarakat kita, dan ini menjadi mitos yang ketiga, memaafkan perbuatan seseorang berarti juga melupakannya. Padahal, menurut Dr. Ibrahim Elfiky, dengan tidak melupakan perbuatan zalim meskipun kita memaafkannya, akan membuat diri mawas sehingga kita tidak mengulangi perbuatan yang sama di masa depan. Yang harus dilakukan, kata Dr Ibrahim, adalah memaafkan orangnya, ambil pelajaran dari situasinya, ingat selalu pelajarannya, lalu lepaskan emosi negatif yang menyertainya. 

Silahkan Tinggalkan jejak atau komentarnya Disini, Diantos baraya..!!
Bantu share yaa Baraya..!! :

LAPAK ONLINE IKAPE

RELATED SITE

Say Hi.. disini

VISITORS

U-ON Flag Counter

IKape KALGIR On fage

 
Terima Kasih untuk semua Sponsor, Semoga Alloh senantiasa melimpahkan rezeki untuk kita semua... Amiin___________________________ Untuk Info tentang sponsor ikape, silahkan dilihat produk-produk dibawah ini.. Hatur nuhun..!!!
Support : Creating Website | KANG SABO TIRAW KASEP | Mas Template
Proudly powered by Blogger
HAK CIPTA © 2011. Ikape kalgir - IKATAN PEMUDA-PEMUDI KALIEUNG GIRANG ©
Original Design by Creating Website Modified by KANG SABO TIRAW KASEP©